I Wayan Dibya Adnyana (paling kiri) sedang berbincang dengan dua pengurus 
kongco, I Wayan Sujana Putra dan Surya Koco, saat  menerima kunjungan Surya Paloh di kelenteng tertua di Bali. Rupanya sejarah keberadaan kongco ini 
sedang dikupas Dibya Adnyana.  “Ini kelenteng tertua di Bali,”  tandas 
mantan Lurah Tanjung Benoa ini.
Sebuah bangunan khas arsitektur Tiongkok
 tampak megah di tepi utara  pantai Tanjung Benoa. Warna merah terang 
dominan menyelimuti rumah ibadah umat beragama Kong Hu Chu ini. Rumah 
ibadah ini dikenal sebagai Kongco Caow Eng Bio. Kelenteng ini berada di Jalan Segara Ening 14 Tanjung Benoa. Lingkungannya masuk wilayah Banjar Adat Darmayasa.
Tempo sejarah awal kelenteng ini dibangun memang masih saru gremeng
 sumber datanya. Tetapi,  menurut Dibya Adnyana,  kelenteng ini sudah 
ada tahun 1548.  Ihwal kabar keberadaan kongco ini dikisahkan bersumber 
dari sejarah napak tilas leluhur Dibya Adnyana saat memasuki kawasan 
Tanjung Benoa dulu. “Dulu wilayah Tanjung Benoa tak berpenghuni, 
terutama saat leluhur saya masuk ke tempat ini. Ketika itu hanya 
ditemukan sebuah bangunan kecil berwarna merah. Bangunan inilah kemudian
 menjadi bukti adanya kongco ini sampai sekarang.
Kisah awal berdirinya kongco tersebut 
dituturkan Surya Koco. Sejarah awal adanya kongco ini kerap diceritakan 
kakeknya saat dirinya masih bocah.  ”Kakek saya dulu datang dari Hainan,
 Negeri Cina,” ungkapnya.
Konon itu berawal dari perjalanan para 
saudagar Hainan  menuju Negeri Nusantara zaman dulu. Mereka menumpang 
kapal laut. Saat melintasi Selat Malaka, kapal mereka sempat dicegat 
perompak. Banyak saudagar yang mati terbunuh. Sebagian dari penumpang 
kapal yang selamat melanjutkan perjalanan ke Nusantara. Dalam perjalanan di tengah samudra, 
kapal mereka diterjang badai hebat. Seisi kapal panik. Tetapi, di tengah
 itu mendadak terdengar suara seseorang yang meminta mereka tidak panik.
 Mereka diminta bersikap tenang di tengah badai menerjang kapal. Suara 
ini diyakini datang dari penguasa laut, Dewa Baruna.
stana Dewa Baruna kelak kapalnya bersandar di daratan.Rupanya pelayaran kapal membawa mereka tertambat di pesisir laut utara wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tanjung Benoa. Di tempat inilah mereka membukitkan janjinya kepada Dewa Baruna. Sebuah stana dibangun di tempat yang kini dikenal sebagai Kongco Caow Eng Bio itu
stana Dewa Baruna kelak kapalnya bersandar di daratan. Rupanya pelayaran kapal membawa mereka tertambat di pesisir laut utara wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tanjung Benoa. Di tempat inilah mereka membukitkan janjinya kepada Dewa Baruna. Sebuah stana dibangun di tempat yang kini dikenal sebagai Kongco Caow Eng Bio itu.(Sumber berita Nusa Dua Post)





 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar