Pertemuan tahunan antara International Monetary Fun (IMF) dan Bank Dunia yang digelar di Bali pada tanggal 8-14 Oktober 2018 ternyata banyak keuntungan yang didapat khususnya untuk Bali.
Sektor pariwisata makin terangkat
Bagi
 sebagian wisatawan asing, Bali merupakan salah satu destinasi wisata 
tujuan yang paling dicari dari sekian tempat wisata dunia. Sebab, pamor 
Bali menyuguhkan beragam eksotika yang banyak mencuri perhatian 
wisatawan. Dengan digelarnya ajang 
tersebut, maka keuntungan pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali adalah 
membuat pamor Pulau Dewata itu makin terangkat. Tak terkecuali nama 
Indonesia sebagai negara yang menaungi ribuan pulau termasuk Bali.
Pihak
 penyelenggara mengestimasikan jumlah tamu undangan yang hadir ke ajang 
bergengsi tersebut mencapai 34.000 orang dari seluruh dunia. Para tamu 
yang hadir tersebut berasal dari para menteri keuangan, gubernur bank, 
ekonom, pengusaha hingga kalangan akademisi dunia. Secara
 otomatis, jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Bali pada 
bulan ini mengalami peningkatan. Sekedar informasi, pada 2017 jumlah 
kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai sekitar 5,7 juta orang 
atau mengalami peningkatan dibandingkan pada 2013 yang mencapai 3,28 
juta orang.
Hingga Agustus 2018 saja, 
tercatat wisatawan asing yang berkunjung ke Bali mencapai sekitar 4 juta
 orang. Adapun, khusus untuk jumlah wisatawan lokal pada 2017 yang 
berkunjung ke Bali mencapai 8,74 juta orang atau meningkat dibandingkan 
dengan tahun 2013 yang mencapai 6,98 juta orang.
Ekonomi Bali menggeliat
Membincang
 peningkatan sektor pariwisata di Bali dari dampak positif ajang 
pertemuan IMF dan Bank Dunia, tentu berkaitan dengan peningkatan ekonomi
 di pulau tersebut. Kantor Perwakilan 
Bank Indonesia Provinsi Bali mengestimasikan ajang pertemuan IMF dan 
Bank Dunia tersebut diprediksi bakal memberikan nilai tambah terhadap 
ekonomi Bali yang mencapai sekitar Rp6 triliun.
Ketua
 DPR RI Bambang Soesatyo bahkan mengklaim perhelatan tersebut berdampak 
secara langsung terhadap perekonomian Bali sekitar Rp1,1 triliun. Nilai 
estimasi tersebut berasal dari sektor hotel, makan dan minum, 
tranportasi, belanja, hingga penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WBG.
Bukan
 hanya keuntungan ekonomi secara makro, dampak positif dari perhelatan 
tersebut juga berimbas terhadap ekonomi skala kecil dan menengah. Pelaku
 usaha mikro kecil dan menengah hingga pengrajin pernak-pernik di Bali 
juga bakal ketiban untung. Pasalnya, 
selain wisatawan reguler yang datang ke Bali, para delegasi pertemuan 
IMF dan Bank Dunia juga diperkirakan akan banyak memborong oleh-oleh 
khas kerajinan Bali yang diproduksi oleh masyarakat setempat.
Banyak keuntungan pertemuan IMF dan Bank 
Dunia di Bali. Dari sekian ratusan negara dan puluhan ribu delegasi 
termasuk para pengusaha dunia, pemerintah meyakini bakal banyak 
investasi masuk.
Tak tanggung-tanggung,
 pemerintah menawarkan investasi senilai Rp522 triliun kepada para tamu 
undangan ajang tersebut. Adapun, investasi yang ditawarkan berasal dari 
sektor infrastruktur seperti proyek pembangunan bandara dan jalan tol 
serta sektor pariwisata dan perkebunan.



 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar